Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Karanganyar - Persyarikatan Muhammadiyah

 Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Karanganyar
.: Home > Berita > Abdul Mu’ti : Berjama’ah bukan sekedar berkumpul dalam strategi dakwah komunitas

Homepage

Abdul Mu’ti : Berjama’ah bukan sekedar berkumpul dalam strategi dakwah komunitas

Rabu, 28-12-2016
Dibaca: 783

 

Karanganyar, Rabu (28/12/2016) – Dalam pembinaan organisasi sebagai arahan pada Rakor Triwulan putaran I Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Karanganyar, sekretaris umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah DR. Abdul Mu’ti, M.Ed., menyampaikan pandangan terkait gerakan dakwah komunitas gerakan sosial sebagai gerakan pencerahan menuju Karanganyar bekemajuan di SD Muhammadiyah Program Unggulan (SDPU) Bothok, Kerjo pada selasa (27/12).

 

Menurut Abdul Mu'ti pentingnya memperkuat jama’ah, karena berjama’ah tidak sekedar berkumpul tetapi berjamaah kita berkumpul dan bersatu lahir dan batin ada orang yang berkumpul seolah-oleh bersatu padahal hati mereka saling dengki satu dengan lain “tahsabuhum jami’a wa kulu buhum satta” berkumpul untuk saling memata-matai dan mencari kelemahan mereka belum jamaah tapi kerumunan yang sejatinya tidak bersatu, berjmaah bagian dari kita untuk saling memper kuat sebagai momentun untk bersama-sama dibanding sendiri-sendiri banyak hal yang bisa kita lakukan dalam bentuk gerakan sosial.

 

Faktanya banyak organisasi yang kerja hanya kumpul saja setelah kumpul tidak ada dampaknya tidak ada folow upnya , muh setelah kumpul muncul ide-ide baru lahirlah gerakan gerakan baru. PP Muhammadiyah menekankan untuk memperkuat dakwah berbasis komunitas. Abdul Mu’ti menyampaikan tulisan Kuntowijoyo mengenai strategi dakwah yang pertama menurut mu'ti adalah secara struktural melalui produk-produk perundangan peraturan dan lewat aktor yang menjalankan pemerintahan “.......kita perlu Kapolri yang dekat dengan kita, kapolsek , bupati smpai camat yang bisa dekat dengan kita”. Kedua adalah dakwah kultural dengan dakwah melalui pencerahan umat denngan ilmu mencerahkan dengan wawasan mencerahkan dengan al quran yang dengan itu memiliki wawasan yang luas membuka wawasan umat yang tidak sekedar black n white tidak berwasan satu sudaut pandang

 

Gerakan mengubah Perubahan pola pikir yang mealhirkan perubahan perilakau dan karakter, ini sudah terus kita lakukan dengan tabligh2 yang mencerahkan tidak sekedar menyenangkan. Tabling in listenning dan intertaining yang mencerahkan mnejelaskan al Qur'an , hadist dari berbagai disiplin ilmu sehingga dari yang awalnya tidak tau menjadi tau “.... kalau bahasa Qur'annya MINADDZULUMAATI ILANNNUUR” kata Abdul Mu'ti. orang berilmu maka dunia menjadi cerah mudah dan gamblang. Juga dakwah entertaning ada humor yang menggembirakan karena kenyataanya ada in listening tapi borrring alias mboseni. Ada dakwah yang hanya Entertaining yang sekedar lucu saja, “ lihat penaampilannya saja sudah lucu”, maka perlu digabung. “Dakwah islam harus menggebirakan jangan menakutkan” tegas sekum PP Muhammadiyah.

 

Yang ketiga menurut kunto Wijoyo adalah mobilitas sosial, kita bergerak bersama-sama untuk mencapai sesuatu bersama-sama pula. Dengan gerakan riil misal bergerak sehari seribu rupiah, sehari dua ribu uang sisa dikumpulkan tiap hari. Sesuatu yang besar bisa dimulai denan sangat sederhana, yang konsisten akan menjadi habbit / kebiasaan. Gerakan sosial ini dilakukan akan mewujudkan cita-cita besar menjadi gerakan sosial yang bisa kita lakukan berama-sama. Sehari seribu terasa ringan dibanding sebulan sekali 30 ribu atau 60 ribu. Dilakukan berbasis ranting atau berbasis dasa wisma untuk ibu-ibu.

 

Abdul mu'ti juga menyoroti akhir-akhir ini adanya kecenderungan dakwah reaktif terhdap sesuatu akhir-akhir ini terjadi tapi kdang responnya profokatif gerakannnya bagus. Pertanyaanya apakah itu solutif? Perhatian umat dipaksa ke hal-hal yang terus terjadi dan menghabiskan energi untuk merespon.perlu formula untk menyikapinya tidak perlu sangat profokatif karena ada hukum yang menyelesaikannya. Kadang simbolis direspon luar biasa tapi yang mendasar direspon biasa saja, misal orang miskin tidak mampu makan direspon biasa, guru tk gaji sangat murah menjadi biasa pdahal peran guru tk sagat luar biasa dengan gaji yang minim ini sangat terlalu karena sangat substantif. Merespon itu bukan dianggap tidnak penting tapi jangan hanya grudak gruduk padahal banyak hal yang harus dikerjakan.

 

Banyak medan dan media memperjuangkan islam yang juga termsuk jihad yang perlu mendapat reaksi dan respon, banayk terjadi bencana umat reaksi cepat tapi pada masa rehabilitasi dan rekkontruksi kita sudah energi habis akhirnya yang datang dakmawh umat lain. Perlu gerakan yang strategis bagi umat dalam merespon, dengan mempersiapan aksi jangaka panjang yang strategis makanya muh menmebtuk LPB dan MDMC.

 

Basis gerakan umat selain dekat al quran juga mengamalkan alqur’an, setiap mengaji siapkan infak terbaik “jangan hanya patimura, tapi bawa juanda ( gambar uang baru 50 ribu)”. Menyangkut zakat, islam menekannkan kedermawanan ada 6 ajakan kedermawanan : zakat, shodaqoh, infaq, wakaf, hibah dan hadiah yang menurut teori modern six basic filantropi islam.

 

Lebih lanjut Mu'ti mengurai tiga dimensi zakat adalah pertama Tazkiyatun nafs untk mengurangangi kebiasaan menumpuk harta (having mood) degan membersihkan jiwa dari penyakit jiwa cinta harta “.... kalau dirumah sudah ada 1 magig jar ibu ibu ya tidak harus punya 3 buah, toh yang dipake juga 1 saja itupun tiga hari sekali” seloroh mu'ti yang sambut ketawa jama'ah, yang kedua tazkiyatul maal karena dalam harta kita ada hak orang lain dengan menyisihkan sebagaian harta bagi orang lain tanpa harus menunggu-nunggu, dan yang ketiga tazkiyatul muskilat memberrsihkan berbagaimacam problem yang kita hadapi dengan membantu mengembangkan usaha/bisnis warga yang tidak mampu dengan zakat, membiayai warga yang sakit dan membutukan dengan zakat ini dimensi yang tidak bisa diisahkan dengan zakat.

 

Fastabiqul khairat dimaknai dengan mengusahakan kemadirian umat adalah cara boikot yang elegan yang dikembangkan oleh Muhammadiyah, itiba’pada kyai sujak ketika dilantik oleh kyai Dahlan dengan mendirikan rumah singgah/panti asuhan, rumah sakit sebagai pengamalan al qur’an padahal umat lain yang tidak punya dasar pada ajarannya melakukan sendangkan islam punya alqur’an yang mengajarkan. Umat bisa mandiri jika dibangun militansinya bahwa islam itu haq yang jadi pedoman Muhammadiyah, menmanfaatkan milik Muhammadiyah sendiri oleh warga Muhammadiyah yang menjadi solusi kebutuhan umat.

 

Menuut Adul mu'ti gerakan kemandirian berbasis komunitas sangat penting, kata muh Yunus (penerima nobel dari pakistan, Red.) masyarakat bisa makmur bersama kalau negara mengatur pemerataan. Pemerataan kemakmuran dengan pemerataan jama’ah maju bersama. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi kesejangan kesejahteraan yang memicau bebagai macam persoalan antara lain sentimen antar etnis yang merupakan fenomena gunung berapi yang tinggal menunggu meletusnya, yang di sebabakan kesenjangan ekonomi dan pemerataan sebagaimana disampaikan presiden Jokowi kepada PP Muhammadiyah “...... kalau presiden sudah bicara begitu ya pastinya itu sudha persoalan serius bersama”. Kalu kita lihat mayoritas 100 orang terkaya di Indonesia dipegang oleh etnis tertentu “...... disitu tidak ada nama Abdl Mu'tinya, kalo toh ada yang dekat dengan Muhammadiyah hanya CT (Chairul Tanjung) kata Mu'ti sambil berseloroh. Hal ini harus ada jalan keluar tapi jangan sampai SARA yang bertenteangan denan Al Qur’an, yang dikritk Al Qur’an adalah dominasi satu kelompok atas kelompok lainnya ini yang harus dibenahi, supaya harta kekayaan tidak hanya berputar pada golongan tertentu saja yang menyeabkan kesenjangan luar biasa antar yang kaya dengan yang miskin.

 

Terkait adanya tenaga kerja asing (China, Red.) yang banyak di Indonesia, Abdul Mu'ti menyampaikan bahwa hal ini terkati MEA Plus yang berdampak masuknya tenaga kerja asing yang sangat banyak ke Indonesia perlu ada regulasi meyangkut masuknya tenaga kerja ke indonesia, sebgaimana rakyat kita saat masuk ke negara lain jangan di biarkan akan menyebabkan masalah, “......rakyat sendiri nganggur tapi orang luar masuk tidak ditegur dan diatur ini yang harus dikritisi dan diingatkan”. Cina mempunyai ekonomi terkuat tapi juga punya angakatan kerja yang sangat besar sehingga saat investasi membawa tenaga kerjanya yang sangat murah biayanya. Terkait hal ini Muhammadiyah melakukan pendekatan yang cerdas dan solutif mengatasi masalah ini, tanpa melalui kritik dimedia untuk memprbaiki negara. Ini bagian dari dakwah yang perlu akhlaqul karimah dengan menyalurkan energi umat yang positif.

 

Dalam konteks membangun pemberdayaan dengan paradigma dari santunan ke pelayanan, memberdayakan yang lemah dengan memberikan ketrampilan dan pendampingan dalam rangka mensolusi permasalahan sosial kemasyarakatan. Dengan dakwah struktural dan kultural serta advokasi agar bisa maju bersama. (MPI PDM Kra – JOe).

 


Tags:
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori:



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website